Adik Zaki mungkin sudah merasakan hidup yang tidak nyaman sejak pada kondisi kecil.Saat usia 2 tahun tiba-tiba ia sakit dan divonis oleh dokter menderita ginjal bocor. Sejak saat itu kondisi kehidupannya seketika runtuh. Adik Zaki harus cuci darah mandiri setiap 4 jam sekali dibantu oleh orangtuanya. Belum lagi beberapa vonis penyakit komplikasi yang ia derita: mulai paru-paru, jantung dan beberapakali operasi hernia. Bahkan hingga kini saat Zaki berumur 12 tahun, ia telah melakukan 12 kali operasi dibeberapa bagian tubuhnya terutama perut dan dada.
Sehari-hari Adik Zaki merasakan sesak yang cukup sering, bahkan orangtuanya harus terus bersiaga mendampingi Adik Zaki terbaring di kasur. Saking seringnya sesak nafas, setiap hari ada 4 tabung oksigen harus terisi penuh dan siap digunakan jika sewaktu-waktu sesak berat. Beberapa kondisi sakit lainnya juga dirasakan Zaki, ia sangat sering sekali demam serta sakit perut. Hal ini terjadi akibat dampak ginjalnya yang bocor sejak ia berumur 2 tahun.
Moment yang cukup membuat khawatir adalah ketika melakukan operasi terakhir, Adik Zaki sempat mengalami berhenti jantung. Beruntungnya ia dapat ditangani oleh dokter dan jantungnya bisa kembali berdenyut. Zaki juga pernah muntah darah saat jam 2 malam, sehingga harus diantar ke rumah sakit menggunakan sepeda motor.
Ia membutuhkan 6 kantong cairan untuk melakukan cuci darah mandiri yang dibantu ibunya. Sehingga tidak banyak aktivitas yang bisa Adik Zaki lakukan selain berdiam di rumah dan terbaring di kasur. Bahkan orangtuanya sudah meminta izin untuk menghentikan sekolah Zaki yang saat ini sudah kelas 6, namun gurunya memberikan alternatif untuk melakukan pembelajaran online.
Sejak sakit itupulah kehidupan orangutanya juga makin sulit, banyak biaya yang dikeluarkan oleh kedua orangtuanya untuk mendapingi Adik Zaki. Mulai perawatan rumah sakit, obat-obatan serta kebutuhan pendampingan ke rumah sakit. Bahkan selama Adik Zaki sakit, ia lebih banyak hidup dirawat di Rumah sakit dibandingkan di rumahnya.
Saat kondisi perawatan intens di RS, Adik Zaki bisa dirawat hingga 5 bulan, kemudian pulang beberapa saat. Saat kambuh lagi, ia harus dirwawat di RS lagi. Bahkan Zaki dan orangtua pernah masuk RS sebelum puasa ramadhan, pulangnya pasca hari raya Idul Adha. sekalipun biaya operasi dan beberapa obat ditanggung BPJS, namun sebagian besar banyak pengeluaran dari tabungan.
Ibu Adik Zaki hanya sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari dengan tulus merawat dan mendampingi Adik Zaki sepenuh hati. Ayahnya hanya sebagai buruh tani panggilan yang tidak setiap hari ada pekerjaan. Selain itu ia juga nyambi jualan burung di pasar hewan yang keuntungannya hanya 5 ribu per ekor ketika terjual.
Ada pula kisah yang cukup menyedihkan, Ayah Adik Zaki kehilangan motornya saat berjualan burung di pasar hewan dan tidak pernah kembali hingga saat ini. Padahal motor yang ia pakai adalah satu-satunya kendaraan yang digunakan saat mengantar Adik Zaki ketika berobat dan kondisi kejang tiba-tiba.
Banyaknya kebutuhan perawatan Adik Zaki yang tidak tercover BPJS dan minimnya pendapatan, membuat orangtua Adik Zaki harus berhutangan ke bebrapa tetangga untuk mencukupi kebutuhannya. Selain itu juga mengandalkan donasi dari tetangganya saja untuk perawatan Zaki.
#OrangBaik, Mari bersama-sama membantu Dek Zaki untuk sembuh dengan cara:
Terima Kasih Orang Baik!
Donasi dari galang dana ini juga akan digunakan untuk penerima manfaat dengan kondisi dan kebutuhan serupa lainnya di bawah naungan Yayasan Salam Setara Amanah Nusantara.
Menanti doa-doa orang baik