Miris menu makanan santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda, hanya nasi dan daun ubi.
Ada lebih dari 180 santri di sini. Setiap hari, mereka hanya ganti-ganti menu dengan daun ubi, ubi kayu atau batang daun talas yang ditumis. Bahan-bahan makanan ini didapatkan dari pemberian warga sekitar dari kebun. Lauk seperti daging dan telur sangat jarang menjadi santapan bagi santri.
Meski asupan makanan sangat seadanya, tapi kesungguhan para santri dalam menghafal Qur’an tetap semangat luar biasa.
Mereka rata-rata adalah anak yang tidak mampu secara ekonomi. Karenanya, orang tua santri pun tidak dipatok biaya, hanya dipungut iuran semampunya. Adapun santri yang yatim di sini memang digratiskan sehingga fasilitas di pesantren memang sangat terbatas, termasuk dalam hal makanan.
Dalam segala keterbatasan, santri tetap saja mereka makan dengan lahap dan mengucap syukur setiap kali makan. Mereka pun menikmati makan bersama di nampan yang terdiri bisa lebih dari 5 orang.
Para santri tak pernah mengeluhkan kondisi pesantren yang pas-pasan, tapi apakah kita tega membiarkan para santri penghafal Qur’an, calon para pemimpin di masa depan kekurangan gizi seperti ini?
#OrangBaik, Mari sedekah paket makan bergizi untuk santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Desa Bangun Rejo dengan cara:
Terima Kasih Orang Baik!
Donasi dari galang dana ini juga akan digunakan untuk penerima manfaat dengan kondisi dan kebutuhan serupa lainnya di bawah naungan Yayasan Salam Setara Amanah Nusantara.
Menanti doa-doa orang baik