Pak Jajang hidup sebatang kara setelah menderita stroke. Bukan hanya kehilangan kesehatan, ia juga kehilangan tempat di hati keluarganya. Kini ia tinggal di sebuah gubuk bekas pembakaran genteng—rapuh, lembap, dan jauh dari kata layak.
Meski tubuhnya lemah dan sebagian lumpuh, Pak Jajang tetap memaksa diri berkeliling kampung menjajakan makanan ringan.
Barang dagangannya pun hanya titipan dari tetangga yang iba. Setiap hari ia berjalan tertatih, kadang pulang hanya membawa Rp10.000—bahkan sering tak laku sama sekali.
Dengan kondisi kesehatan yang buruk, seharusnya ia bisa beristirahat dan fokus menjalani pengobatan. Tapi keterbatasan membuatnya tetap berjuang sendiri. Pak Jajang hanya ingin hidup dengan layak, tanpa merepotkan siapa pun.
Saat ini, beliau sangat membutuhkan bantuan: untuk biaya pengobatan stroke, modal usaha kecil, dan tempat tinggal yang aman. Yuk, ringankan beban Pak Jajang. Sedekahmu bisa jadi harapan Pak Jajang untuk hidup yang lebih layak dengan cara:
Jabat Erat,
Salam Setara
Menanti doa-doa orang baik